“Tidak dapat disangkal lagi, bahwa kian hari dunia industri dituntut untuk lebih ekonomis agar tidak kalah bersaing. Untuk itu, maka untuk dapat memproduksi produk dalam jumlah yang besar dibutuhkanlah alat bantu yang disebut cetakan (mold or die),” demikian penuturan Petrus Tedja Hapsoro dari PT. Yogya Presisi Tekniktama Indonesia, ketika menjadi pembicara tunggal dalam Stadium General Dies and Mould Manufacturing di Jurusan Teknik Mesin FTI UII, 28 Mei 2009.
Dengan adanya mold & die, Hapsoro melanjutkan, juga untuk menjaga konsistensi kualitas sebuah produk. “Produk akan lebih terjaga presisinya, variasi jenisnya juga dapat lebih aman, serta biaya dapat ditekan serendah mungkin. Nah, tujuan akhir dari itu semua adalah agar tingkat produktifitas perusahaan tinggi,” ujarnya.
Sedangkan, untuk jenis pencetakan sendiri dapat dibagi menjadi dua macam cara, pertama dengan Mold yaitu dengan mencairkan material baru kemudian produk dicetak. Kedua, dengan Die yaitu dengan cara dibentuk dalam kondisi material solid.
“Mold sendiri banyak digunakan untuk memproduksi produk plastik dalam jumlah yang relatif besar. Bentuk, material dan ukurannya juga dapat lebih beragam. Aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari diantaranya adalah produk plastik alat rumah tangga, elektronik, kendaraan, telekomunikasi, kedokteran, militer, dan lain sebagainya,” jelas Hapsoro.
Untuk Die, merupakan jenis alat yang digunakan untuk memotong atau membentuk sebuah produk. Alat ini dipasangkan pada sebuah mesin press dan material yang diproses berupa lembaran logam atau plastik. Secara umum, die dibagi menjadi 3, yaitu single process (dalam 1 die hanya ada satu proses), transfer process (dalam 1 die ada lebih dari satu proses, namun perpindahan dari proses 1 ke selanjutnya memakai alat bantu), dan progressive process (dalam 1 die ada lebih dari satu proses dan perpindahan dari tiap proses secara kontinyu serta masih dalam 1 sheet).
“Hal ini sangat penting dipelajari di Jurusan Teknik Mesin UII ini. Apalagi, saya mendengar bahwa Teknik Mesin UII mengkonsentrasikan diri di bidang mesin manufaktur. Jadi, sudah seharusnya materi terkait cetakan ini juga menjadi prioritas,” kata Hapsoro. (Mishbahul Munir)