Disusun oleh Aqshal Amrie, ST, MM, dan Agung Nugroho Adi, ST, MT
Setelah lulus dari Prodi Teknik Mesin (PSTM) lulusan memiliki pilihan untuk berkarya sebagai pegawai/karyawan maupun berwirausaha. Kewirausahaan merupakan salah satu pemecahan dari tidak seimbangnya kesempatan bekerja yang tersedia dibandingkan dengan jumlah lulusan pendidikan tinggi di Indonesia.Kompetensi kewirausahaan merupakan salah satu dari kompetensi ke-UII-an yang diharapkan menjadi ciri pembeda lulusan Universitas Islam Indonesia dibandingkan dari Perguruan Tinggi lain selain kompetensi keislaman, kebangsaan, dan kompetensi bidang studi. Kompetensi ini menjadi penting karena lulusan sarjana tidak hanya terpatok untuk mencari pekerjaan, namun juga harus dapat membuka pekerjaan bagi dirinya sendiri dan orang lain.
Pada akhirnya tentunya tidak semua lulusan menjadi seorang wirausahawan, namun setiap lulusan haruslah memiliki karakter seorang wirausahawa. Hal ini karena karakter wirausahawan merupakan softskill yang sangat menunjang keberhasilan seorang lulusan dalam kariernya di bidang apapun. Karakter wirausahawan tersebut seperti yang dicontohkan oleh wirausahawan tersukses yang pernah ada, yaitu Rasulullah SAW, antara lain adalah jujur, dapat dipercaya, pintar melihat peluang untuk pengembangan usaha, tidak mudah menyerah, tekun, berani membuat keputusan dan mengambil resiko, pandai berkomunikasi dan memiliki jaringan yang luas.
Pembinaan kompetensi kewirausahaan di PSTM saat ini barulah berada di tahap awal yaitu dengan mengakomodasinya di kurikulum sejak 2006 sebagai mata kuliah Kewirausahaan dengan bobot 2 SKS di semester 7. Dosen pengajar mata kuliah Kewirausahaan adalah beberapa dosen yang juga memiliki usaha sendiri. Saat itu belum terdapat perhatian khusus terhadap kompetensi ini sehingga metode pembelajaranpun masih konvensional, dengan kebanyakan adalah berupa tatap muka/ceramah di kelas. Pada kurikulum 2011 terdapat perubahan signifikan untuk pengembangan kompetensi kewirausahaan, yaitu pemindahan posisi mata kuliah Kewirausahaan menjadi lebih awal di semester 3 dan adanya mata kuliah pilihan Technopreneurship. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan perubahan tersebut adalah
- Adanya SK Rektor yang memasukkan kompetensi kewirausahaan menjadi kompetensi inti universitas
- Adanya masukan dari alumni yang menyampaikan bahwa pembelajaran kewirausahaan yang telah berlangsung belum mencukupi untuk memberikan modal ketrampilan dalam memulai usaha.
- Metode yang dipandang paling cocok untuk pembelajaran kewirausahaan adalah mahasiswa memulai berwirausaha sejak masih kuliah. Di saat kuliah Kewirausahaan terdapat pada semester 7 dianggap agak terlambat bagi seorang mahasiswa memulai berwirausaha, karena mendekati akhir kuliah umumnya mahasiswa disibukkan harus menyelesaikan beberapa kewajiban akademik penting, seperti Kerja Praktek, Kuliah Kerja Nyata, dan Tugas Akhir.
- Terdapat beberapa mahasiswa tingkat akhir yang telah memulai kewirausahaan meskipun kebanyakan dari mereka diawali dengan keterpaksaan karena kesulitan biaya. Tentunya akan sangat membantu mereka jika ketrampilan berwirausaha telah diberikan lebih awal.
- Idealnya mahasiswa/lulusan teknik mesin berwirausaha sesuai bidangnya, yaitu teknik mesin. Namun harus diakui bahwa kebanyakan peluang berwirausaha di bidang teknik mesin merupakan usaha yang padat modal yang memerlukan modal tidak sedikit. Untuk itulah maka pada mata kuliah Kewirausahaan (semester 3) setiap mahasiswa didorong untuk mulai berwirausaha tidak dibatasi harus sesuai bidang teknik mesin. Mereka dapat memulai dari usaha kecil-kecilan di bidang apapun, terutama yang tidak memerlukan modal besar. Untuk mahasiswa yang memang tertarik untuk menekuni wirausaha leih lanjut dapat mengikuti mata kuliah pilihan Technopreneurship yang mendorong mahasiswa untuk memulai berwirausaha di bidang teknik mesin.
Kegiatan Workshop Metode Pembelajaran Kewirausahaan merupakan salah satu kegiatan dari kegiatan B.2.2 Program Hibah Kompetisi Program Studi (PHK-PS) tahun 2012 Prodi Teknik Mesin. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 22 Februari 2012 di Ruang Audiovisual Gedung Mas Mansyur FTI. Kegiatan ini terdiri dari dua sesi, yaitu sesi pertama adalah penyampaian materi dari dua orang pembicara, masing-masing Ibnu Wahid Fakhrudin Aziz, STP, MT (Dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Ketua Bidang Kompetisi Center of Entrepreneur Development UGM) dan Ginanjar Rahmawan dari Sekolah Bisnis Solo (SBS). Sesi ini dihadiri oleh dosen PSTM, beberapa dosen pengampu kuliah Kewirausahaan di FTI-UII, serta perwakilan BPA-UII. Kedua pembicara menyampaikan tentang berbagai aspek pembelajaran kewirausahaan dari pembentukan mindset kewirausahaan, metode pembentukan karakter berwirausaha hingga perlunya metode coaching untuk pendampingan wirausaha mahasiswa. Berikut adalah beberapa hasil sharing pembicara maupun hasil diskusi dari peserta.
- Metode pembelajaran kewirausahaan yang terbaik adalah mengalaminya secara langsung, sehingga dapat menghasilkan ketrampilan kewirausahaan bukan hanya pengetahuan atau pemahaman tentang kewirausahaan. Walaupun telah diberikan teori kewirausahaan dalam mata kuliah kewirausahaan maupun technopreunership, namun pengalaman-pengalaman praktis kewirausahaan adalah bekal yang sangat berharga untuk terjun langsung di dunia usaha.
- Menyisipkan (embed) materi kewirausahaan dalam mata kuliah, misalnya dalam pembelajaran mata kuliah diselipi dengan analisis ekonomi dan pemasaran dari suatu produk. Contohnya adalah pada kuliah Desain Produk Mekanik mahasiswa diarahkan saat perancangan tidak hanya merancang produk yang memiliki kekuatan mekanik yang memadai, namun juga merupakan produk yang memenuhi kebutuhan kebutuhan pasar atau mengembangkan fungsi atau nilai suatu produk. Tidak lupa juga bahwa mahasiswa harus mempelajari cara melakukan analisis pemasaran produk berdasarkan target dan segmentasi dari calon konsumen serta memilih positioning yang membedakan produk yang dirancang dibanding produk sejenis. Metode ini juga dapat diterapkan pada mata kuliah yang dianggap sangat teknis. Misalnya pada mata kuliah Mekanika Fluida mahasiswa juga mempelajari tentang analisis ekonomi perangkat termodinamika, seperti informasi perbandingan antara jenis, kapasitas dan head pompa dengan harganya. Bahkan metode ini dapat pula diterapkan pada praktikum, misalnya pada Praktikum Proses Manufaktur mahasiswa belajar menghitung ongkos material, proses permesinan, dan operator dari suatu produk.
- Memberikan tugas kepada mahasiswa untuk dapat menawarkan dan menjual suatu produk pada acara tertentu, misal pasar kaget, pasar Minggu pagi, pasar Ramadhan, kegiatan musik dan olah raga, serta kegiatan kampus lainnya. Untuk menambah motivasi dalam berjualan maka di akhir kegiatan diberikan penghargaan untuk peserta yang dagangannya paling laris atau cara pemasarannya paling kreatif. Metode ini bertujuan untuk menghilangkan rasa takut dan malu bagi sebagian mahasiswa dalam berjualan, yang merupakan kegiatan utama dalam berwirausaha. Kegiatan seperti ini nampaknya lebih cocok disisipkan dalam kegiatan ko-kurikuler atau ekstra kurikuler, misalnya program pengembangan softskill S3D di FTI-UII.
- Untuk memberikan gambaran dan motivasi berwirausaha maka secara berkala diselenggarakan seminar kwewirausahaan. Adapun pembicaranya digilir antara pengusaha yang sudah sukses dengan pengusaha yang belum lama memulai usahanya namun dinilai memiliki prospek yang cerah. Lingkupnya juga bergantian antara pengusaha lokal, nasional, dan jika memungkinkan tingkat internasional. Hal ini dilakukan untuk memberikan variasi, karena jika yang didatangkan adalah pengusaha yang sudah sukses terus maka akan dapat menimbulkan rasa skeptis bagi mahasiswa karena jarak yang terlalu jauh dari keadaan awal wirausaha. Dapat pula didatangkan pejabat yang berwenang yang dapat memberi penjelasan tentang regulasi dan potensi wilayah tertentu, seperti pimpinan daerah, pejabat dinas perindusrian atau perdagangan atau perikanan/peternakan/perikanan.
- Mendorong mahasiswa untuk mengirimkan proposal hibah kewirausahaan, baik yang diselenggarakan oleh pihak internal kampus maupun pihak lain, seperti Dikti, Kopertis, atau perusahaan. Saat menyusun proposal sebetulnya mahasiswa belajar melakukan komunikasi secara tulisan dan menyusun business plan, yang mencakup antara lain analisis pemasaran dan analisis harga produk.
- Tidak hanya mahasiswa yang didorong, maka dosenpun didorong mengirimkan proposal kewirausahaan. Lebih baik lagi dalampenyusunan dan pelaksanaan hibah juga melibatkan mahasiswa.
- Perlunya dibentuk suatu wadah yang dapat digunakan oleh mahasiswa yang memulai wirausaha untuk berdiskusi dan memperluas jaringan, serta disediakan coach/pendamping. yang dapat memotivasi dan memberikan konsultasi usaha kepada mereka.
- Dosen pengampu mata kuliah Kewirausahaan dan Technopreneurship sebaiknya dipilih dari dosen yang juga memiliki usaha sendiri atau dapat juga dari praktisi wirausaha yang diminta mengampu mata kuliah.
- Melakukan kunjungan ke beberapa lokasi wirausaha, terutama yang terkait dua hal, yaitu bidang usaha engineering dan usaha yang didirikan oleh mahasiswa, khususnya UII. Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa dapat melihat langsung dan mengambil perlajaran dari proses yang terdapat di masing-masing lokasi usaha.
Demikian laporan hasil Workshop Metode Pembelajaran Kewirausahaan telah disusun, semoga hasilnya dapat diterapkan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran kompetensi kewirausahaan di PSTM.