Demikian pendapat Kamel Ouadi (Louis Vuitton) yang dikutip oleh Risdiyono, ST., M.Eng., seorang kandidat Doktor dari Industrial and Manufacturing Engineering, Asian Institute of Technology Thailand. Hal ini disampaikannya pada Kuliah Umum Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII), 15 Februari 2010. Kuliah umum yang dihadiri ratusan mahasiswa tersebut mengusung tema Design by Customer: Peran Penting Teknologi Informasi dan Manufaturing di Persaingan Bisnis Modern. Dalam paparannya, Risdy menjelaskan bahwa diawal sejarah industrialisasi, mayoritas produk yang ditawarkan ke pasar adalah berbasis manufacturer oriented mass production. Pertimbangan utama sebuah desain produk adalah kemampuan teknologi yang ada saat itu. Seiring dengan kemajuan teknologi dan munculnya persaingan bisnis, suara konsumen (voice of customers) semakin mendapatkan porsi yang lebih besar yang akhirnya memunculkan customer oriented mass production. Dengan sistem ini, desain produk didasarkan pada suara mayoritas (voice of majority) yang didapatkan melalui survei pasar. Meskipun memiliki kelebihan dalam mereduksi harga dengan cara menaikkan jumlah produksi (economics of scale), mass production system memiliki kelemahan karena menawarkan opsi “take it all or leave it”, dimana konsumen dipaksa untuk memilih produk yang bisa jadi kurang sesuai dengan keinginan mereka. Sistem ini tidak bisa mengakomodasi kebutuhan spesifik konsumen. “Minuman teh botol yang ada di hadapan kita saat ini, bisa kita pastikan rasanya sama, ini yang dimaksudkan mass production. Karena saya suka yang tidak terlalu manis, tidak bisa kan, saya meminta produsen untuk mengurangi gulanya? Ini yang dimaksud voice of majority konsumen,” Risdy mencontohkannya di depan peserta. Hal tersebut, Risdy menjelaskan, mendorong munculnya konsep mass customization dimana pihak industri menyediakan sekian banyak varietas komponen dan membiarkan konsumen untuk merangkainya (assemble) secara online menjadi sebuah produk sesuai keinginan mereka. “Sekarang kita bisa merangkai sendiri jam tangan Swiss sesuai keinginan kita, misalnya di www.121time.com atau meng-assembly mobil VW lengkap dengan aksesorisnya di www6.vw.com,”papar pria yang juga Dosen Tetap Jurusan Teknik Mesin FTI UII tersebut tanpa bermaksud promosi. Dibandingkan dengan mass production, mass customization tentu saja menyediakan produk yang lebih fleksibel dan memberikan kepuasan yang lebih kepada konsumen. Meskipun demikian, konfigurasi produk yang ditawarkan tetap saja terbatas, tergantung dari varietas komponen yang ada. Artinya, masih saja ada sebagian customer yang keinginannya belum terakomodasi oleh mass customization system. “Inilah yang mendorong munculnya konsep Design by Customer, yang memungkinkan konsumen untuk mendesain sendiri produk yang mereka inginkan. Tantangan beratnya adalah masalah teknologi informasi yang mampu menawarkan sistem cerdas yang bisa membantu konsumen untuk secara mudah mengapresiasikan desain mereka meskipun tidak memiliki latar belakang sebagai desainer. Di samping itu, juga teknologi manufaktur yang mampu merealisasikan desain konsumen tersebut secara cepat dan efisien,” terang Risdy. Dengan teknologi 3D Printing, Risdy menambahkan, saat ini kita bisa pesan USB drive dengan desain 3D wajah orang yang kita cintai, misalnya di www.fabidoo.com. Menyinggung tentang aplikasi paradigma baru ini di Indonesia, Risdy menjelaskan, bahwa kita sudah memulainya dalam skala kecil, misalnya saat ini kita bisa pesan pin atau mug dengan desain grafis (printing) berupa foto, ucapan selamat, dsb, sesuai yang kita kirimkan. Kedepan, jika kita ingin menang dalam persaingan bisnis, keterlibatan konsumen (customer involvement) dalam membuat produk perlu ditingkatkan sehingga bisa mendapatkan produk yang benar-benar sesuai keinginan mereka. Berdasarkan penelitian Risdy, konsep ini sangat cocok untuk produk-produk dalam kategory “Gift” dimana uniqueness merupakan hal yang paling dicari. “Bayangkan jika kita bisa memberi hadiah kepada orang yang kita cintai dengan sesuatu yang sangat spesial, unik, dan bukan produk standar, tentunya akan lebih berkesan kan? Jurusan Teknik Mesin UII pun sebenarnya mampu mengaplikasikan konsep ini karena kita telah memiliki software ArtCAM yang memiliki kemampuan tersebut. Dengan “face wizard technology” yang ada di ArtCAM, kita bisa membuat produk seperti apa yang ditawarkan oleh fabidoo.com,” demikian pernyataan optimis Risdy, yang pernah meraih Yoshihiro Tamasaki award 2007. (Mishbahul Munir)