”The hand is where the mind meets the world”, kutipan dari pembicara dalam acara kuliah umum Prodi Teknik Mesin FTI UII yang mengambil tema “Peluang dan Tantangan Meniti Karier di Bidang Produk Seni dan Perhiasan” menghadirkan pembicara dari Alumni Teknik Mesin UII Angkatan 2001 Didin Samsudin, ST. (Praktisi Desain Produk Seni dan Perhiasan). Acara ini dilaksanakan tanggal 16 Mei 2012 mengambil tempat di ruang kuliah Laboratorium Mekatronika, dihadiri oleh dosen Prodi Teknik Mesin FTI UII dan mahasiswa Prodi Teknik Mesin. Kaprodi PSTM FTI UII Agung Nugroho Adi ST., MT. mengungkapkan, acara ini diselenggarakan dengan maksud untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa Teknk Mesin, bahwa banyak sekali peluang bidang Teknik Mesin memasuki dunia usaha, sekaligus memotivasi untuk terus berkarya dan bersiap diri menerima tantangan globalisasi. “Kita sebagai manusia menggunakan tangan untuk membuat api dan menjahit selimut, untuk menerbangkan pesawat udara, untuk menulis, menggali, mengangkat tumor dan bahkan menarik kelinci dari topi kita”. Sebuah prolog singkat yang menarik, dimana kita di anugerahi pikiran dan tangan kita sehingga apapun yang kita impikan bisa diwujudkan dengan kedua tangan kita. Pada acara tersebut pembicara menceritakan tentang bagaimana sebuah produk perhiasan itu dibuat, dan teknologi yang digunakan dari masa ke masa. Sebelum adanya mesin CNC dulu perhiasan dibuat dengan teknik manual, mulai dari sketsa gambar, pembuatan model hingga pencetakan dilakukan dengan manual dalam arti tidak menggunakan mesin, sehingga untuk membuat satu buah model cincin saja membutuhkan waktu yang cukup lama. Kini, perhiasan seperti cincin, gelang, anting bahkan kalung dibuat dengan bantuan mesin CNC, 3D printing. Menggunakan software, desain produk digambar secara detail baru kemudian di komunikasikan ke mesin untuk dibuat model produknya, baru setelah itu di lakukan pencetakan logam. Namun yang terpenting disampaikan pembicara adalah kreativitas kita dalam inovasi sebuah produk perhiasan, sebagai contoh beliau membuat cincin dengan modal senilai lima ratus ribu rupiah bisa laku dipasar hingga dua juta lima ratus ribu rupiah, kejelian dalam menentukan pasar memang menjadi hal penting. Pasar internasional lebih menguntungkan dalam memasarkan produk perhiasan ungkapnya, karena memang orang luar bisa lebih menghargai produk seni khususnya perhiasan.