Tiga orang mahasiswa Prodi Teknik Mesin Universitas Islam Indonesia yang mengatasnamakan tim mereka MC (Mesin Ceria) mengikuti lomba NASDARC (National Ship Design Race Competition) di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Persiapan dari jauh-jauh hari telah dilakukan oleh ketiga mahasiswa ini. Tak segan mereka bertanya kesana kemari tentang bagaimana cara membuat kapal yang baik, salah satunya kepada Bpk Mohamad Faizun, S T., M.Eng selaku dosen di Teknik Mesin UII. Usaha yang dilakukan terkadang mengharuskan mereka lembur hingga larut malam bahkan pagi hari. Meskipun ketiganya belum lama berkiecimpung di bidang kapal RC, namun tidak menghalangi niat mereka untuk mengikuti lomba tersebut. Ujar dari ketua Tim Mesin Ceria Andimas Muhammad Bagaswara selaku pengendali kapal, “kami di sini mencari pengalaman terlebih dahulu, saat ini menang kalah itu bukan tujuan kami”. Saat ditanya tentang proses pembuatan kapal, proses paling sulit adalah mengusahakan agar bodi kapal kedap air sehingga apabila kapal ini terbalik air tidak sampai masuk ke ruang mesin. Ahmad Faza Farkhani selaku perancang rangkaian mesin dan elektro kapal di tim MC menyampaikan“awalnya kami mengalami kesulitan mengendalikan kapal, tapi banyak berlatih setelah berlatih akhirnya kapalnya bisa jalan juga. Pada saat balapan kapal kami memiliki catatan waktu yang cukup cepat yaitu 1 menit 2 detik dan kami pun dua kali finis di urutan ke satu di undian race kami”. Badan yang lelah tak mereka hiraukan walau baru tiba di Surabaya pukul 22.00 Wib dan berputar-putar di kota Surabaya guna mencari penginapan hingga pukul 1 dinihari paginya mereka tetap semangat untuk menjalani Race di lomba NASDARC yang di selenggarakan oleh Teknik Perkapalan ITS Surabaya. Dari pemuda yang paling tegang sendiri dalam lomba yaitu Wisnu Cahyo Purnomo selaku perancang Design Body Kapal “Aku panik nanti kalau kapalnya ini tabrakan terus pecah atau kebalik terus bocor. Ya sudah, semua rangkaian elektronik yang ada di dalamnya bisa kemasukan air dan kemungkinan besar rusak, terus tidak bisa lanjut Race. Walau bawa cadangan kayu balsa apabila ada kerusakan body tetap bisa di bilang tidak mungkin memperbaiki kapal saat sebelum race berlangsung soalnya kata panitia kalau ada kerusakan maksimal 5 menit perbaikan klo lebih ya sudah lah”. Saat di Tanya oleh tim kapal lainnya yaitu tim kapal yang sama-sama berasal dari DIY yaitu Tim kappal kampus Akprind tentang apakah kampus UII atau jurusan Teknik Mesin UII mendukung mereka, ketiganya menjawab dengan kompak, bahwa jurusan sangat open dengan hal yang mereka lakukan ini apalagi Ketua Jurusan Teknik Mesin UII Bpk Agung Nugraho Adi, ST., MT sangat-sangat menyemangati mereka sehingga mereka menjadi lebih semangat dan bisa berjuang di lomba ini. Ketiganya mengucapkan terimakasih kepada jurusan Teknik Mesin Universitas Islam Indonesia yang telah sangat mengapresiasi usaha yang mereka lakukan, walau usaha mereka masih banyak kekurangan di sana sini. Wisnu Cahyo Purnomo berujar “ kami selalu ingat pesan Ketua Jurusan kami bahwa saat lomba jangan lupa Sholat, jangan lupa Doa, jangan lupa minta restu orang tua, jangan lupa dokumentasi, berlomba dengan baik dan pesan-pesan lainnya yang beliau sampaikan supaya kami di saat lomba bisa baik”.Saatprelombaan hasilnyapun tidak mengecewakan, bahkan mereka mendapatkan peringkat 10 dari 45 Tim dalam hal best design dengan point 250 dan mereka berhasil megumpulkan total score race yaitu 140 dari 2 kali race. Bisa di bilang lumayan sebagai pemula. Apalagi dalam 2 kali race mereka dapat mengalahkan Tim dari salah satu Universitas ternama yang berasal dari jurusan teknik perkapalan. Walau belum bisa menjuarai lomba tersebut.Pesan dari mereka bertiga kepada pembaca yaitu, kalau pingin maju ya jangan owel (bahasa jawa) atau bahasa Indonesianya tanggung, ragu-ragu dan pelit. Nekat saja apabila itu baik dan tidak melanggar norma agama dan Negara. (Wicapu 26-3-2014)