Penerapan Islam Rahmatan lil `alamin dalam kehidupan sehari-hari
Diterbitkan: 8 December 2025
Tumbnail Faris

Ditulis Oleh: Irfan Aditya Dharma, S.T., M.Eng., Ph.D.

Islam merupakan satu-satunya agama yang diridhai Allah dan ditujukan sebagai pedoman bagi seluruh umat manusia. Hal ini selaras dengan sabda Allah SWT dalam Qur`an Surah Ali `Imran ayat 19:

إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَٰمُ ۗ وَمَا ٱخْتَلَفَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلْعِلْمُ بَغْيًۢا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَن يَكْفُرْبِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi AlKitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS. Ali Imran 3: 19)

Islam bermakna tunduk, patuh, dan berserah diri kepada Allah SWT. Makna tunduk, patuh, dan berserah diri tersebut berarti seorang muslim wajib untuk senantiasa mengamalkan apa yang diajarkan oleh Al-Qur`an. Seorang muslim wajib untuk melaksanakan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi segala yang Allah larang.

Islam menghadirkan kebaikan, kedamaian, dan manfaat tidak hanya kepada seorang muslim namun juga seluruh makhluk (manusia, hewan, dan alam) dan alam.  Allah berfirman dalam Surah Al-Anbiya` ayat 107:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ

Dan tidaklah Kami mengutus engkau (wahai Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya` 21: 107)

Menurut tafsir Ibnu Katsir, ayat di atas bermakna bahwa Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT sebagai rahmat, yakni petunjuk, hikmah, dan kebaikan untuk seluruh makhluk. Yang Rasulullah SAW bawa dalam hal ini adalah risalah Islam. Ajaran Rasulullah SAW berlaku universal, untuk semua bangsa dan seluruh umat manusia, bahkan alam semesta, tidak hanya terbatas di satu kaum. Islam sebagai rahmat alam semesta juga diperkuat oleh hadist berikut:

“Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
(HR. Malik, Ahmad)

Aku diutus bukan untuk melaknat, tetapi sebagai rahmat.
(HR. Muslim)

Sebagai seorang muslim, tentunya ajaran Islam tidak hanya sekedar konsep maupun kaidah, namun harus dipraktikkan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal hubungan antar-manusia, posisi kita sebagai seorang muslim harus bisa memberikan rahmat dan kebaikan kepada sesama manusia. Bahkan tidak hanya hubungan antar-manusia namun juga hubungan manusia dengan hewan, tumbuhan, dan alam.

Apa yang bisa kita lakukan sebagai seorang muslim dalam menerapkan Islam rahmatan lil `alamin dalam kehidupan sehari-hari? Penulis akan berbagi pengalaman terkait penerapan Islam rahmatan lil `alamin yang bahkan dilakukan oleh orang-orang non-muslim (bukan beragama Islam) saat penulis sedang menjalani studi doktoral di negara Jepang.

  1. Tepat waktu atau menghargai waktu serta menjaga janji

Selalu tepat waktu merupakan salah satu bentuk ajaran Islam. Bahkan Allah sampai bersumpah tentang waktu dalam Qur`an Surah Al-`Asr ayat 1:

وَالْعَصْرِ

Demi masa (waktu).” (QS Al-`Asr 103:1)

Dalam kehidupan nyata, orang-orang Jepang merupakan orang yang sangat menghargai waktu. Ketika sebuah acara dimulai jam 13.00, maka mereka akan datang paling tidak 5 menit sebelum acara dimulai. Bahkan pada transportasi umum seperti kereta api, keterlambatan jadwal terjadi hanya dalam hitungan detik. Apabila kereta datang terlambat, seluruh kru kereta api meminta maaf langsung kepada penumpang. Pada sisi yang lain, mereka akan selalu menepati janji dalam hal waktu (janji ketemu, janji memberikan laporan, dll). Menjaga janji disini juga selaras dengan ajaran Islam pada Qur`an Surah Al-Ma`arij ayat 32:

وَالَّذِيْنَ هُمْ لِاَمٰنٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رٰعُوْنَ

“…dan orang-orang yang menjaga amanah serta janjinya.”
(QS Al-Ma’arij 70:32)

Sebagai seorang muslim, menghargai waktu dan menjaga janji adalah bentuk implementasi dari Islam rahmatan lil `alamin. Ketika seorang muslim mampu menghargai waktu maka akan dimudahkan dalam melaksanakan sholat (selalu sholat tepat waktu). Selain itu, ketika kita terbiasa tepat waktu dalam kehidupan sehari-hari tentunya orang lain akan merasa nyaman berhubungan dengan kita. Kita akan dianggap sebagai seseorang yang selalu menjaga janji terhadap waktu.

  1. Menjaga lingkungan&alam (Kebersihan)

Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki standar kebersihan dan kelestarian alam paling baik di dunia. Selama penulis tinggal disana, penulis jarang sekali menemukan sampah berserakan di jalan, toilet kotor (terutama karena punting rokok), dan lingkungan alam yang tidak terawat. Kebersihan merupakan hal yang sangat penting disana sebagai bagian dari menjaga lingkungan dan alam. Islam juga mengajarkan tentang pentingnya  kebersihan sebgaimana ditunjukkan oleh Qur`an dan hadist berikut:

اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

“…Sesungguhnya Allah menyukai orang yang bertaubat dan menyukai orang yang mensucikan diri.”
(QS. Al-Qur’an 2:222)

“Kebersihan adalah sebagian dari iman.”
(HR. Sahih Muslim)

Allah mencintai orang yang bersih secara lahir (fisik & lingkungan) dan bersih secara batin (banyak bertaubat). Tentunya secara fisik dan lingkungan bahkan orang-orang Jepang yang notabene tidak beragama sudah melakukan apa yang diajarkan oleh Islam sebagai rahmatan lil `alamin.

Wajib bagi kita sebagai seorang muslim untuk senantiasa menjaga kebersihan baik kebersihan diri kita (senantiasa bersih dan bersuci) maupun kebersihan lingkungan dan alam. Kebersihan dari dalam diri kita akan membuat diri kita senantiasa dekat dengan Allah SWT dan dijauhkan dari hal-hal buruk. Selain itu, dengan menjaga kebersihan lingkungan seperti tidak membuang sampah sembarangan, tidak merusak lingkungan, dan menjaga kebersihan rumah, akan memberikan kenyamanan bagi orang lain. Apabila sesama muslim bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan dan alam, tentunya hal ini akan memberikan kenyamanan bagi orang-orang sekitar. Hal ini selaras dengan penerapan Islam sebagai rahmatan lil `alamin.

  1. Berperilaku santun dan berakhlak baik

Meskipun tidak semua perilaku orang-orang Jepang baik, namun yang penulis rasakan ketika tinggal disana adalah orang-orang Jepang mempunyai akhlak yang baik ketika berinteraksi dengan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa pengalaman yang penulis rasakan adalah seperti sopan saat berbicara, menghargai privasi orang lain, mudah untuk minta maaf, dan tidak mengganggu orang lain. Perilaku minta maaf ditunjukkan saat ketika secara tidak sengaja nametag koper rusak saat proses transfer bagasi. Bagi penulis mungkin nametag itu bukan hal yang penting namun bagi orang Jepang hal itu merupakan sebuah kesalahan dimana mereka harus meminta maaf. Kemudian, orang Jepang sangat menghargai kenyamanan orang lain. Hal itu ditunjukkan dengan tidak adanya orang yang merokok di tempat umum. Hampir di seluruh tempat di Jepang mereka akan merokok di tempat yang diperbolehkan merokok. Bahkan ketika mengendarai mobil, posisi mobil harus dalam kaca tertutup agar tidak mengganggu orang lain. Selain itu, orang Jepang juga memiliki akhlak jujur dan tidak pernah mengambil sesuatu yang bukan haknya. Penulis pernah mengalami kehilangan dompet di sebuah tempat perbelanjaan dan handphone yang tertinggal di dalam kereta.  Qadarullah, dompet dan handphone tersebut tidak hilang dan ada di kantor polisi terdekat. Islam mengajarkan tentang berperilaku santun dan berakahlak baik.

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar memiliki akhlak yang agung.”
(QS Al-Qalam 68:4)

خُذِ ٱلْعَفْوَ وَأْمُرْ بِٱلْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ ٱلْجَٰهِلِينَ

“Jadilah pemaaf, perintahkan yang baik, dan berpaling dari orang-orang bodoh.” (QS. Al-A’raf 7:199)

Akhlak yang baik tentu menjadi sesuatu yang tertanam dalam diri seorang muslim. Dengan berakhlak baik, maka orang lain akan sangat nyaman berinteraksi dengan kita sebagai seorang muslim. Bahkan Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk tetap senantiasa berbuak baik, memaafkan, sopan,kepada orang lain yang berperilaku kasar terhadap kita. Sikap jujur juga harus senantiasa kita jaga agar kita sebagai seorang muslim bisa menjadi orang yang dipercaya oleh semua orang. Dengan ajaran berakhlak baik dan santun, menjadikan Islam sebagai rahmatan lil `alamin.

Sungguh Allah SWT telah menurunkan Islam yang indah sebagai rahmat bagi semesta alam melalui Rasulullah Muhammad SAW. Semoga kita senantiasa istiqomah untuk dapat mengamalkan apa yang Islam ajarkan.

Oleh: adi
Informasi Lainnya
Scroll to Top