Oleh: Ir. Faisal Arif Nurgesang, S.T., M.Sc. IPP
Ilmu berasal dari Bahasa Arab yaitu علم (“ilm”) yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Sehingga, orang berilmu bisa diartikan sebagai orang yang memahami, mengerti, atau mengetahui sebuah perkara, objek, bidang yang sedang dipelajari. Memahami sebuah perkara, objek, bidang tertentu merupakan sebuah hal yang wajib agar manusia tersebut tidak mengerjakan sesuatu diluar keahliannya. Dalam sebuah Hadis disebutkan bahwa:
فَإِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا قَالَ إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ
Artinya: “Apabila amanah sudah hilang, maka tunggulah terjadinya kiamat”. Orang itu (Arab Badui) bertanya, “Bagaimana hilangnya amanat itu?” Nabi saw menjawab, “Apabila suatu urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah terjadinya kiamat.” (HR. Al-Bukhari).
Dalam Al Qur’an Surat Az-zumar ayat 9 Allah juga berfirman:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَلْبَابِ
“Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.
Dari hadis dan firman Allah tersebut dapat diambil sebuah pelajaran bahwa setiap manusia harus memiliki pengetahuan, keahlian, kepakaran sesuai dengan bidangnya masing-masing. Apabila seseorang ditempatkan tidak sesuai dengan bidangnya, maka tunggulah kehancuran yang akan segera datang. Sehingga setiap muslim harus ahli dalam pekerjaan yang sedang dikerjakan karena tidaklah sama antara orang yang mengetahui dan tidak mengetahui.
Tentunya, Allah SWT telah menciptakan kita dengan segala kelebihannya. Kelebihan yang berbeda-beda setiap manusia menunjukkan kekuasaan Allah agar dapat mengelola bumi ini sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Seperti firmannya dalam surat Al-Hujurrat 13 yaitu:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti. Dari ayat tersebut dapat diambil pelajaran bahwa allah memang menciptakan manusia dengan keunikan dan kemampuan yang berbeda-beda agar dapat mengelola bumi ini sesuai dengan kehendakNya.
Namun dari berbagai sumber berita yang saat ini kita bisa lihat di media, banyak kerusakan yang terjadi dalam berbagai aspek akibat seorang oknum yang bekerja atau berada di suatu bidang namun tidak sesuai dengan bidang keahliannya. Sebagai contoh, beberapa oknum pejabat yang tidak memiliki pengetahuan dalam mengelola sebuah negara, oknum pemimpin yang tidak ahli dalam memimpin sebuah wilayah, oknum dokter gadungan yang membuka praktik atau oknum dokter yang melakukan malpraktik, dan berbagai kerusakan-kerusakan lainnya akibat ketidakahlian sesuai dengan bidangnya. Jadi, perlunya ilmu dan keahlian sesuai dengan bidangnya menjadi kewajiban bagi setiap manusia yang berprofesi agar tidak terjadi kerusakan yang lebih parah di negeri ini.
Referensi: